Pasar Saham Asia: Nikkei 225 Turun karena Inflasi Jepang Meningkat, Minyak Berusaha Keras Pertahankan $77,00
- Indeks Asia bergerak bearish setelah mengikuti isyarat negatif dari S&P500.
- Komentar-komentar hawkish yang terus menerus dari para pengambil kebijakan The Fed membebani sentimen pasar.
- Percepatan IHK Jepang mengindikasikan bahwa BoJ berada di jalur yang tepat untuk menjaga inflasi tetap di atas 2%.
Pasar di wilayah Asia telah mengalami penurunan tajam setelah menelusuri pergerakan S&P500 pada hari Kamis. Ekuitas AS turun tajam pada hari Kamis karena para investor mengalihkan fokus mereka ke kenaikan suku bunga baru dari Federal Reserve (The Fed). Komentar-komentar hawkish yang terus menerus dari para pengambil kebijakan The Fed sangat membebani sentimen pasar.
Indeks Dolar AS (DXY) telah berbalik sideways di sekitar 101,80 setelah pergerakan liar yang dipengaruhi oleh rilis data klaim tunjangan pengangguran mingguan yang lebih rendah dari yang diproyeksikan sebanyak 11 kali berturut-turut. Jumlah orang yang mengajukan Klaim Tunjangan Pengangguran naik ke 245 ribu dari konsensus 240 ribu. Hal ini menandakan mendinginnya pasar tenaga kerja yang ketat namun tidak memudarkan kebutuhan akan kenaikan suku bunga The Fed.
Pada saat berita ini diturunkan, Nikkei225 Jepang melemah 0,13%, SZSE Component anjlok 1,14%, Hang Seng turun 0,67%, dan Nifty50 bertambah 0,11%.
Saham-saham Jepang sedikit negatif pada hari Jumat setelah data Indeks Harga Konsumen (IHK) nasional yang lebih tinggi dari yang diantisipasi. IHK nasional tahunan (Maret) meningkat menjadi 3,2% dari konsensus 2,6% dan IHK inti naik ke 3,8% dibandingkan dengan estimasi 3,4%.
Penurunan marjinal pada IHK utama dari angka sebelumnya merupakan hasil dari penurunan harga minyak di pasar internasional. Sementara itu, inflasi inti berjalan menunjukkan tanda-tanda lonjakan yang konsisten pada permintaan ritel, didukung oleh kelanjutan kebijakan moneter ultra-longgar oleh Bank of Japan (BoJ) dan stimulus untuk menaikkan upah.
Ekuitas Tiongkok gagal memanfaatkan komentar dari Zou Lan, kepala kebijakan moneter, di People Bank of China (PBOC) bahwa bank sentral "akan terus menerapkan kebijakan moneter yang hati-hati." Ia lebih lanjut menambahkan, "Ia tidak melihat adanya dasar untuk deflasi jangka panjang atau inflasi di negara ini."
Di sisi minyak, harga minyak berusaha keras untuk mempertahankan perdagangan di atas $77,00 karena bank-bank sentral global sedang mempersiapkan siklus kenaikan suku bunga baru untuk mengurangi inflasi yang berkepanjangan.