Hang Seng Membawa Saham Asia Turun, Harapan Perdagangan Tetap Ada
- Protes hari ketiga di Hong Kong menggerakkan saham Asia di tengah ketidakpastian perdagangan AS-China.
- Data inflasi Inggris, AS dan India akan menjadi kunci menjelang Kesaksian Powell dari Fed.
Semakin intensifnya kerusuhan di Hong Kong bergabung dengan ketidakpastian yang sedang berlangsung seputar kesepakatan perdagangan AS-China menyeret saham Asia turun pada pagi hari ini. Di antara mereka, HANG SENG mengalami penurunan terbesar sementara BSE SENSEX berdiri di ujung yang lain.
Protes 3 hari berturut-turut di Hong Kong mendorongnya menuju "jurang kehancuran total", seperti yang di tweet reporter CNBC Eunice Yoon yang mengutip kepolisian kota. Sebagai reaksi, pengukur ekuitas nasional, HANG SENG turun lebih dari 2,1% pada saat ini.
Yang juga menambah tekanan penurunan pada saham Asia adalah kesiapan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengumumkan akan ada tarif lebih banyak pada China jika kesepakatan fase satu gagal. Padahal, opsi pembalikan tarif tetap memungkinkan sampai kesepakatan selesai. Selain itu, komentar hawkish dari pembuat kebijakan Federal Reserve (Fed) dan kekuatan Dolar AS (USD) secara luas bertindak sebagai penghambat tambahan untuk ekuitas Asia.
Sebagai reaksi, yield Treasury AS 10-tahun bergerak di sekitar 1,92% sementara indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang menurun 1,0% sementara NIKKEI Jepang mencatat angka -0,80% pada saat ini. Reserve Bank of New Zealand terkejut mundur dari penurunan suku bunga 0,25% yang diantisipasi melemahkan indeks Australia dan Selandia Baru sedangkan BSE SENSEX India mencatat kenaikan mendekati 0,1% di tengah harapan pemulihan data inflasi berita utama.
Pedagang sekarang akan fokus pada angka Indeks Harga Konsumen (IHK) dari Inggris, AS dan India sebelum menunggu kesaksian Ketua Fed Jerome Powell.