RBA Akan Memangkas Suku Bunga Dua Kali Di 2020 Tapi Tak Ada QE – Morgan Stanley

Analis di Morgan Stanley menyerukan satu lagi pemotongan suku bunga Reserve Bank of Australia (RBA) tahun ini, di samping ekspektasi penurunan suku bunga Feb. Namun, mereka mengatakan RBA tidak akan menerapkan program pelonggaran kuantitatif (QE) untuk meningkatkan inflasi dan pertumbuhan.

Kutipan Kunci:

“RBA akan perlu memberikan dukungan lebih lanjut pasca kebakaran, dengan mengatakan pemerintah akan perlu beralih ke defisit untuk “memberikan stimulus pajak penghasilan yang berarti pada anggaran Mei”, mengikuti prakiraan anggaran yang berkurang dan peningkatan belanja kebakaran hutan.

Kami belum mendeteksi pergeseran dalam perpesanan yang konsisten dengan ini, dan oleh karena itu pikirkan stimulus skala kecil yang konsisten dengan anggaran berimbang secara luas lebih mungkin terjadi pada tahap ini.

Menanggapi hal ini kami perkirakan RBA akan memberikan lebih banyak dukungan, dan menambahkan pemotongan suku bunga lagi di bulan Agustus sebagai tambahan pada pemotongan Februari kami yang ada, untuk membiarkan tingkat kas pada batas bawah 0,25 persen.

Tiga faktor semuanya akan menjadi kunci bagi prospek suku bunga Australia: pertumbuhan kredit, pasar tenaga kerja dan posisi fiskal.Tetapi, saat kebakaran hutan yang sedang berlangsung menghancurkan ekonomi dan kepercayaan konsumen turun, para analis memperkirakan pertumbuhan jangka pendek akan tetap di bawah tren perkiraan RBA.

Untuk pertumbuhan kredit, dianggap sebagai indikator untuk pemulihan berkelanjutan, Morgan Stanley telah memperkirakan "palung dangkal" pada pertengahan 2020.Sebuah situasi di mana tingkat pengangguran meningkat hingga 6 persen kemungkinan akan cukup menjadi kemunduran untuk membuat RBA cukup khawatir tentang loop umpan balik downside (dan resesi) untuk menerapkan semacam kebijakan tidak konvensional.

RBA tidak mungkin menerapkan QE untuk mempercepat laju peningkatan, meskipun fakta bahwa mereka tetap relatif jauh dari target mereka. Oleh karena itu, fakta bahwa kami mengharapkan peningkatan dalam PDB, pengangguran dan inflasi selama 2H20 dan 2021 adalah penting."